Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Priyo Budi Santoso mengkritik pengerahan pasukan TNI untuk mengamankan jalannya demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Seharusnya TNI tak perlu dilibatkan dalam dalam penanganan aksi demonstrasi.
"Protes kenaikan BBM persuasif saja lazimnya Polri yang terdepan, tak perlu mengeluarkan alat pertahanan inti seperti TNI," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 22 Maret 2012. "Jangan sampai TNI kita terdepan ada di jalan-jalan protokol."
Menurut dia, aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM saat ini masih dalam taraf yang wajar. Tak ada gerakan yang membahayakan negara. "Toh sekarang masih dalam taraf baik-baik saja, masih terukur, termasuk ribuan kemarin masih terukur," kata Priyo.
Rabu 21 Maret 2012, terjadi demonstrasi di depan Istana Merdeka Jakarta. Polda Metro Jaya bekerjasama dengan TNI jalannya aksi demonstrasi kenaikan harga BBM. Sebanyak 4000 personel polisi dan 15 SSK TNI diterjunkan dalam aksi tersebut.
Menurut Kapolri Jenderal Timur Pradopo, pelibatan TNI itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, dinamika yang terus berkembang menyebabkan mereka harus menerapkan strategi pengamanan yang menyeluruh. "Tadi sudah dihitung dari sisi jumlah (personil) yang kurang termasuk ada peningkatan eskalasi," ujar Timur, kemarin. (umi)
• VIVAnews