Sekilas, Hatsune Miku tidak berbeda dari bintang pop Jepang lainnya yang menjadi idola anak muda. Lagu-lagunya menjadi hit dan konsernya selalu dipadati ribuan penonton. Dia tidak pernah lupa lirik, tariannya tidak pernah salah, suaranya juga tidak pernah sumbang.
Satu-satunya yang menjadi pembeda adalah, Miku bukan orang sungguhan. Miku merupakan diva digital yang 'lahir' dari aplikasi komputer besutan Crypton Future Media yang memungkinkan penggemarnya untuk menciptakan musik mereka sendiri.
Suara indah Miku merupakan sampel dari pengisi suara bernama Saki Fujita yang direkam dalam nada dan laras tertentu. Sampel suara ini kemudian dibenamkan dalam aplikasi yang menggunakan teknologi Vocaloid dari Yamaha.
Adalah mangaka, atau seniman komik Jepang Kei Garo yang kemudian ditunjuk untuk menciptakan wujud Miku. Garo pun menciptakan persona gadis remaja 16 tahun dengan rambut dikuncir dua berwarna cyan dan lahir pada 31 Agustus untuk aplikasi suara yang menyasar kaum remaja sebagai pangsa pasar utama ini.
Baru-baru ini, sebanyak 10 ribu tiket seharga 6.300 yen (Rp700 ribu) untuk empat konser Miku di Tokyo habis terjual hanya dalam hitungan jam. Konser berjalan dengan Miku diproyeksikan ke panggung, sementara ribuan penggemarnya memadati 24 gedung bioskop untuk menyaksikannya.
Penggemar Miku ternyata tidak hanya berasal dari Jepang, namun meluas sampai mancanegara. Mereka menunjukkan loyalitas mereka terhadap idola virtual mereka dengan beragam cara, mulai dari memakai kostum seperti Miku, sampai rela datang jauh-jauh dari negara asal mereka untuk menyaksikan konser.
"Saya rasa saya harus berusaha keras untuk bisa menyaksikan konser Hatsune Miku kali ini, kerena saya tidak akan mungkin menyaksikannya lagi," kata Daniel Noll, penggemar asal Australia.
Konser yang juga ditayangkan di bioskop-bioskop Shanghai, Hong Kong, dan Taiwan ini memang disebut-sebut merupakan konser terakhir Miku.
Tidak diketahui mengapa pihak penyelenggara menyebut konser ini sebagai konser terakhir penyanyi yang pemutaran lagunya paling banyak diminta di upacara pembukaan Olimpiade Tokyo. Yang jelas, kemunculan Miku telah membuat banyak perubahan bagi penggemar budaya pop Jepang. (art)
• VIVAnews