Korea Selatan hari ini menjadi tuan pertemuan para pemimpin dunia untuk membicarakan keamanan nuklir. Berlangsung di Seoul, Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir ini berupaya menyamakan sikap para pemimpin dunia bahwa mereka tidak ingin senjata pemusnah massal itu jatuh ke tangan teroris atau pihak-pihak yang berniat jahat.
Menurut kantor berita Reuters, KTT yang berlangsung 26-27 Maret 2012 itu dihadiri para pemimpin atau pejabat dari 50 negara pemilik senjata maupun teknologi nuklir - seperti AS, Rusia, China, dan India. Sebagai negara yang telah meratifikasi Traktat Non Proliferasi Nuklir, Indonesia pun mengirim delegasi yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, dua negara lain pemilik nuklir, Iran dan Korea Utara tidak hadir. Padahal, KTT ini kemungkinan juga membahas ketegangan yang tengah terjadi di panggung internasional dengan melibatkan dua negara itu. Banyak negara, terutama dari kalangan Barat, curiga bahwa Iran dan Korut sedang mengembangkan nuklir menjadi senjata pemusnah massal yang mengancam keamanan dunia.
Ini adalah kali kedua KTT Keamanan Nuklir itu berlangsung. Pertemuan pertama di Washington DC, AS, pada 2010.
Menurut stasiun berita BBC, para peserta KTT juga akan membahas upaya-upaya mencegah teknologi nuklir disalahgunakan para teroris. KTT ini akan menjabarkan sejumlah varian materi radiasi nuklir yang dapat digunakan menjadi senjata pemusnah massal tanpa harus diledakkan, yaitu dengan menyebarkan kontaminasi dari radiasi radioaktif
Namun kalangan pengamat menilai kecil kemungkinan KTT ini akan membuat kesepakatan, yang mengharuskan semua pembangkit listrik tenaga nuklir alih teknologi dengan menggunakan bahan bakar dengan tingkat pengayaan rendah. Mereka pun tidak yakin para pemimpin mampu membuat standar bersama mengenai keamanan nuklir.
• VIVAnews