Presiden Guatemala, Otto Perez Molina, mendorong perlunya legalisasi dan dekriminalisasi penggunaan narkoba, di antaranya ganja dan kokain. Hal ini dilakukan demi mengurangi tingkat kekerasan akibat perdagangan narkoba di wilayah Amerika Tengah.
Hal ini disampaikan Molina dalam Konferensi negara-negara Amerika Tengah di Antigua, Guatemala, Sabtu pekan lalu. Diberitakan CNN, Minggu 26 Maret 2012, pertemuan itu berlangsung sukses, terbukti dengan diangkatnya kembali isu yang sebelumnya dianggap tabu.
Selain menyerukan legalisasi narkoba di negara-negara Amerika Tengah, Molina juga menyampaikan beberapa proposal untuk menghentikan kekerasan yang berhubungan dengan kartel obat bius. Di antaranya adalah menciptakan pengadilan regional kasus-kasus perdagangan narkoba dan menuntut kompensasi ekonomi bagi setiap ganja dan kokain yang disita pemerintah Amerika Serikat.
"Kami membicarakan kompensasi ekonomi untuk setiap penyitaan dan pemusnahan ladang ganja dan kokain," kata Molina.
Molina mengatakan, proposal ini juga akan disampaikan pada Konferensi Amerika di Cartagena, Kolombia, bulan depan. Jika disetujui, maka ini akan menjadi pembuka jalan bagi perubahan kebijakan terkait kekerasan narkoba yang hampir terjadi setiap hari di kawasan tersebut.
Molina bukanlah pemimpin pertama yang mengusulkan legalisasi narkoba untuk mengurangi tingkat kekerasan. Pada 2009 lalu, tiga mantan pemimpin Amerika Latin, yaitu Fernando Henrique Cardoso dari Brasil, Cesar Gaviria dari Kolombia, dan Ernesto Zedillo dari Meksiko, juga pernah menyerukan legalisasi ganja.
Namun, isu ini tidak pernah terealisasi menjadi undang-undang baru. Pengamat mengatakan, para pemimpin berkuasa khawatir akan konsekuensi politis jika menerapkan legalisasi ganja, terutama karena masih diperdebatkannya resiko kesehatan jika dilakukan legalisasi.
• VIVAnews