Pemerintah Korea Utara membeberkan informasi soal rencana peluncuran satelit domestik mereka bulan depan. Oleh Amerika Serikat dan sekutunya, Jepang dan Korea Selatan, peluncuran satelit ini dianggap kedok uji coba rudal jarak jauh.
Dilansir Reuters, Selasa 27 Maret 2012, kantor berita KCNA yang menjadi corong pemerintahan Kim Jong-un, mengatakan bahwa satelit yang akan diluncurkan adalah satelit pengumpul data meteorologi geostasioner canggih bernama Kwangmyongsong-3 atau Bintang Bersinar.
"Kwangmyongsong-3, satelit yang akan diluncurkan bulan April, akan sangat membantu studi cuaca untuk pertanian dan sektor ekonomi lainnya," tulis KCNA.
"Riset ilmiah untuk prakiraan cuaca yang akurat tengah digalakkan di Republik Rakyat Demokratis Korea (Korut)," lanjut KCNA lagi.
Rencananya, Korut akan meluncurkan roket pembawa satelit mereka antara tanggal 12-16 April mendatang, sekaligus memperingati perayaan 100 tahun Kim Il-sung. Laporan terakhir, Korut telah memindahkan sebagian besar badan roket ke lokasi peluncuran di wilayah Tongchang-ri, sekitar 50 kilometer dari perbatasan China.
Pengumuman oleh KCNA ini sekaligus membantah tuduhan dari AS dan sekutunya bahwa peluncuran satelit sebenarnya adalah uji coba roket jarak jauh. Peluncuran roket Korut sebelumnya memasuki wilayah udara Jepang, dianggap mengancam keamanan kawasan.
KCNA sebelumnya menulis, bahwa tidak ada yang bisa melarang mereka meningkatkan teknologi satelit domestik. "Perkembangan dan penggunaan antariksa untuk tujuan damai telah dianggap secara luas sebagai hak yang sah bagi negara yang berdaulat. Peluncuran satelit untuk tujuan ilmiah tidak bisa dimonopoli oleh negara tertentu," tulis KCNA.
Menanggapi rencana Korut, negara tetangga telah memasang rudal mereka dalam posisi siaga, jika roket mampir ke wilayah mereka. Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka mengatakan telah memerintahkan militer mempersiapkan rudal darat-ke-udara PAC-3 dan kapal perang Aegis yang dilengkapi dengan sistem anti rudal. (sj)
• VIVAnews