Thailand Boleh Lebih Cepat Soal EV, Tapi RI Punya Kunciannya
01 Agustus 2023, 16:40:13 Dilihat: 351x

Jakarta, Universitas Narotama -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui bahwa Indonesia saat ini kalah saing dengan Thailand perihal pengembangan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV).

Namun perlu diingat, Negeri Gajah Putih tersebut tidak mempunyai "kunciannya" yakni nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, Thailand mempunyai keunggulan di bidang infrastruktur komponen kendaraan listrik yang cukup lengkap dibandingkan Indonesia. Bahkan, negara tersebut juga mempunyai pasar yang telah terbentuk.

Tapi bukan tanpa kekurangan, Thailand tidak memiliki bahan baku komponen baterai kendaraan listrik, yakni nikel.

"Kelebihan Thailand menurut saya infrastruktur komponennya lebih lengkap dari kita jadi ekspor Thailand sekarang sudah lebih besar daripada dalam negerinya. Tapi dia gak punya nikel. Gitu ya, dia gak punya sesuatu yang sebenarnya inti daripada industri EV yaitu baterai," kata Agus dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Senin (31/7/2023).

Namun demikian, teknologi baterai dalam komponen kendaraan listrik dalam waktu 10-15 tahun ke depan akan menjadi salah satu kunci. Mengingat, 30%-40% biaya pembuatan kendaraan listrik berasal dari baterai.

"Jadi menurut saya kekhawatiran dari Kemenko Marves itu betul kalau kita tidak ingin kalah dari Thailand ya harus segera bangun pabrik baterainya. Karena komponen lain itu sama dengan kendaraan-kendaraan yang ada sekarang dan sudah dipakai sudah ada 20 juta an kendaraan yang diproduksi di sini," katanya.

Menurut Agus, saat ini Thailand juga tengah mengobral insentif untuk menarik para investor luar membangun pabrik baterainya di negara tersebut. Hal tersebut sama seperti yang telah dilakukan Indonesia saat ini.

"Saya catat akhir tahun lalu mereka juga mengundang hampir mirip dengan kayak kita, nah sekarang tinggal kita menghilangkan segala kesulitan untuk investor," bebernya.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyampaikan bahwa Indonesia cukup tertinggal dengan Thailand dalam hal penetrasi pasar kendaraan listrik.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mengejar ketertinggalan dengan Thailand terkait kendaraan listrik. Salah satunya, yakni dengan pemberian insentif untuk pembelian kendaraan listrik.

"Kita agak ketinggalan, terus terang. Kebijakannya harus cepet kita ubah. Ya insentifnya apa segala macem," ujar Seto ditemui usai acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (25/07/2023).

 

Sumber = cnbcindonesia.com/ekonomi-dan-bisnis/thailand

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2024 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.